Sore itu pengurus dari Tuah Basamo Diving Club dan Pengurus Cabang POSSI Pasaman Barat sedang melakukan aktifitas pengisian udara pada tabung selam dan pengecekan peralatan serta perlengkapan selam di kesekretariatan komplek Latifa Resto Simpang Empat sepulang dari melakukan rutinitas latihan diving di kolam renang, Ilham salah seorang pengurus Tuah Basamo Diving Club Pasaman Barat baru saja melihat sebuah informasi di group whatsapp penyelam telah ditemukan sebuah gua basah di Muaro Kiawai, informasi tersebut dikirimkan oleh Novit yang seorang pengurus POKDARWIS Salimado Muaro Kiawai.
Informasi terkait gua basah tersebut telah direspon oleh seluruh anggota dan pengurus dari Tuah Basamo Diving Club, POSSI Pasaman Barat, Geopark Talamau dan POKDARWIS Salimado Muaro Kiawai dan dibentuklah sebuah tim ekplorasi serta pendataan peralatan yang akan dibawa. keesokan harinya setelah semua tim beserta perlengkapan dirasa lengkap lansung meluncur menuju kelokasi dimana gua basah itu ditemukan.

Sesampainya tim di pos terakhir yang dapat ditempuh oleh kendaraan roda empat setelah itu perjalanan akan dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri lereng Gunung tuleh atau bisa juga naik perahu masyarakat setempat yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan namun sebelum itu tim melakukan istirahat sejenak di warung kopi milik masyarakat setempat sembari menggali informasi dari masyarakat lokal terkait gua basah tersebut karena itu sangat penting bagi seorang penyelam yang akan menyelam disuatu lingkungan baru.
Hujan deras tiba – tiba turun setelah sebelumnya awan mendung yang melanda kawasan itu akan tetapi masyarakat tetap bercerita panjang lebar dalam memberikan semua informasi yang dibutuhkan tim eksplor gua basah tersebut. Melihat debit sungai Batang Kenaikan semakin tinggi dan keruh awalnya tim hendak membatalkan survei awal gua basah tersebut namun setelah berdiskusi oleh semua anggota tim diputuskan akan tetap melanjutan survei awal dengan opsi berjalan kaki selama 45 menit menyusuri lereng Gunung Tuleh dan tentu hanya bisa membawa peralatan skin diving, untuk opsi naik perahu masyarakat tidak memungkinkan karena debit air yang cukup tinggi.
Air jernih cenderung dingin dengan debit air yang relatif stabil keluar dari mulut gua berbanding terbalik dengan sungai Batang Kenaikan yang keruh cenderung hangat dengan debit air yang terus meningkat dan sepertinya air yang berasal dari dalam gua tersebut tidak berhubungan dengan sungai Batang Kenaikan seperti penjelasan masyarakat yang mengatakan di daerah hulu sekitar 10 km dari mulut gua ini ada sebagian air sungai Batang Kenaikan yang mengalir kedalam atau arah gunung tersebut.

Selesai survei awal eksplorasi telah didapatkan dan dikumpulkan data – data terkait flora fauna, kualitas air, suhu, titik koordinat, kecerahan, lebar mulut gua dan data lainya disekitaran lokasi mulut gua kemudian tim kembali pulang untuk mengalisa data, evaluasi dan penyusunan strategi untuk mengumpulkan data didalam gua tersebut.
Sabtu setelah dua hari berlalu saat melakukan survei awal tim kembali meluncur dengan peralatan dan perlengkapan lebih lengkap, kali ini semua peralatan dan sebagian tim naik perahu sebagian lagi tim melakukan tracking menyusuri lereng Gunung Tuleh dan semua secara hampir bersamaan tiba didepan mulut goa yang memakan waktu kurang lebih 45 menit. penyelaman pertama dilakukan oleh dua orang penyelam yang dipimpin oleh Ade diikuti Ismail untuk pemetaan jalur navigasi didalam gua, pendokumentasian dan pengamatan lingkungan penyelaman didalam gua begitu juga pada penyelaman kedua dilakukan dengan tiga penyelam yang masih dipimpin oleh Ade diikuti Decky selanjutnya Ismail.
pada penyelaman selanjutnya tim eksplorasi gua oleh penyelam Geopark Talamau akan melakukan pemasangan jalur navigasi dan kajian – kajian lebih lanjut dengan menggandeng para pakar ahli yang bergerak dibidang gua. setelah hasil kajian selesai Gua Air Dingin ini akan dikelola oleh POKDARWIS Salimado Muaro Kiawai dibawah binaan Geopark Talamau dan dapat dibuka untuk wisata selam minat khusus. Nantikan terus cerita kami dari Geopark Talamau.
Kontributor ; Ismail Marzuki. Foto ; Eko Darmawan