Paraman Ampalu, apa sih menariknya Nagari Rabi Jonggor? Selain nama aneh yang sampai sekarang belum tau asal usulnya, sebuah pertanyaan yang nampaknya berat untuk seorang anak muda asli kelahiran tanah mandailing itu.
“Yang menarik disini kewer-kewer pak, koperasi harian, julo-julo tembak”.
Ya, miris, bukti sebuah sejarah yang tidak dituliskan, atau sudah ditulis namun hilang atau musnah, entah karena pewarisnya tiada atau tidak ada lagi generasi muda yang mau mencari dan mempelajarinya, salah satu doktrin untuk menghancurkan sebuah negeri, jauhkan mereka dari sejarah. Setelah mereka lupa dengan sejarah, tidak ada lagi rasa cinta kampung, tidak peduli lagi bagaimana cara memperjuangkan nama kampung, perjuangan nenek moyang, kakek mereka, buyut mereka.
“Apa lagi yang menarik? Masa sih nggak ada yang menarik, wisata mungkin, goa mungkin, sungai, ikan, peninggalan belanda, mitos, magic, kearifan lokal, apa lagi yang menarik?”.
Setelah turun dari jorong bandar, tampak sebuah bukit menjulang, tidak tinggi berbentuk piramida, orang menyebutnya gunung marombun, artinya gunung berembun. Terhenyak sebuah pemikiran menggoda, berandai, bukit itu sebuah peninggalan kuno berbentuk piramida, peninggalan purbakala, wajar saja berimajinasi, dulu sekali, pulau sumatera disebut swarnadwipa, dengan hasil alam berupa emas, gading gajah dan kulit harimau.
Peninggalan yang masih menjadi “Pameo” lainnya, ada sebuah tambang agom, tambang yang digali oleh bangsa arya. Bangsa Arya diyakini merupakan keturunan ras Nordik dan tinggal di dataran Jerman pada masa prasejarah. Hitler meyakini bahwa Jerman yang merupakan keturunan ras Arya adalah merupakan ras unggul. Ras Arya dianggap memiliki ciri fisik seperti tubuh yang tinggi, rambut pirang, dan mata biru. Cara menambang emasnya juga unik, satu persatu batu disusun hingga menjadi bukit, kalau menemukan emas mereka pisahkan, artinya, emas dizaman itu memang besar-besar, sebesar batu. Tambang itu masih ada, terjaga dengan baik.
“Baa lo ndak amuah baranti, tiok hari lai se nan mandapek ameh sagadang mancis, korek api”.
Artinya, bagaimana mereka mau berhenti menambang emas? Kalau setiap hari ada saja yang menemukan emas sebesar kotak korek api. Ya! Penambangan emas makin marak, dan sulit dihentikan, alasanya klasik, demi perekonomian. Masih banyak hal menarik dari negeri sang belang sumatera ini, jembatan jerman yang dibangun pasukan hitler, sampai kebun teh yang managernya bunuh diri misterius, sayangnya sejarahnya mulai kabur dan semakin jauh untuk digali, apa lagi cerita kampung guo dengan bentuk-bentuk aneh didalamnya.